Prediksi akan terjadi kegoncangan ekonomi karena melonjaknya harga minyak sepertinya sudah didepan mata. Harga minyak mentah dunia menembus level psikologis US$ 100 per barel. Lonjakan harga ini dipicu oleh spekulasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada pertemuan 5 Maret mendatang yang diperkirakan akan melakukan penurunan produksi. Hal ini juga dipicu terjadinya sengketa antara pemerintah Venezuela dan Exxon Mobil mengenai nasionalisasi asset perusahaan minyak raksasa tersebut.
Pemerintah merespon hal ini dengan mulai mensosialisasikan penjatahan BBM . Penjatahan akan dilakukan dengan menggunakan Smartcard. Dengan menggunakan smart card ini, nantinya kendaraan pribadai hanya dijatah sekitar 5 liter/hari, dan sekitar 30 liter/hari untuk kendaraan angkutan.
Presiden mengharapkan pembatasan dengan sistem kartu kendali untuk minyak tanah dan smart card untuk solar dan premium itu disosialisasikan lebih dulu dan tidak harus diberlakukan bulan Mei mendatang. "Penggunaan smart card, ditekankan sekali oleh Presiden, harus siap.
Untuk kelancaran program penggunaan kartu kendali,BPH Migas sudah melakukan sensus ke berbagai daerah dengan membagibagikan kartu. Menurut dia, kartu kendali adalah salah satu cara mengefisienkan penggunaan minyak tanah. Dengan kartu tersebut akan ada penghematan subsidi sekitar Rp1,3 triliun.
Adapun penggunaan smart card diperkirakan pemerintah dapat berhemat sebesar Rp10 triliun per tahun. Agar sistem tersebut terlaksana, BPH Migas diminta membuat perencanaan waktu program. "Menurut kami ini terkait dengan biaya. Kalau biayanya dikeluarkan dari APBN, maka harus ada konsultasi dengan DPR,"ujarnya. Meski demikian, program kartu kendali dan smart card tersebut dapat segera terealisasi pada tahun ini.
Pembatasan tidak akan berjalan efektif jika pemerintah tidak memikirkan alternatif sebagai jalan keluar bagi masyarakat. Seperti penyediaan fasilitas angkutan umum yang layak dan kondisi infrastruktur yang memadai. Karena bagaimanapun pembatasan BBM ini akan berimbas ke berbagai bidang kehidupan lainnya, terutama penyediaan stok bahan pangan. Dan sudah waktunya untuk masyarakat Indonesia merubah pola kehidupan secara radikal. Karena bagaimanapun perubahan harus dihadapi, dan akan lebih baik jika ditanggapi secara positif.
Sumber : Berbagai sumber/VM